Transportasi Publik Harus Tersedia
Ontario (Kanada). Seiring dengan aturan pemerintah untuk meliburkan sekolah, universitas, dan karyawan di Provinsi Ontario, menyebabkan penurunan jumlah penumpang angkutan umum, maka Metrolinx yang menjalankan GO train, GO bus, Up Express melakukan perubahan jadwal pelayanan. Perubahan itu antara lain (1) ptengurangan jadwal GO train, GO bus, Up Express terkait dengan pengurangan penumpang akibat lockdown. Namun tetap dapat melayani penumpang yang harus tetap bekerja, (2) tidak ada penerapan perjalanan jam sibuk, (3) tidak ada pelayanan GO train ke lokasi wisata seperti Niagara Falls dan St Catharines. Namun rute tersebut masih dapat dilayani oleh Go Bus, (4) GO train tidak melayani perjalanan ke stasiun yang menuju kota lainnya yang terdampak, (5) tempat duduk penumpang di bus diatur sebagai berikut: tidak boleh duduk di belakang sopir, dan (6) di dalam GO train, penumpang harus duduk menyebar, dan tidak boleh dekat pintu. Mumbai (India). Transportasi umum Mumbai, terutama kereta memiliki jumlah penumpang 8,5 juta penumpang. Pemerintah India saat ini mengambil keputusan untuk menghentikan sementara pelayanan kereta api Mumbai selama beberapa hari, sebagai langkah ‘social distancing’ dalam rangka mencegah persebaran Covid-19. Setelah itu, pemerintah juga memiliki opsi terkait operasional Metro Rail, Monorail, dan transportasi publik lainnya: mendesinfektan kereta, membatasi jumlah kepadatan penumpang kereta dengan membatasi jarak duduk penumpang, ataupun menghentikan sementara pelayanan kereta api lokal. Wuhan (Tiongkok). Pemerintah Wuhan menerapkan kebijakan transportasi umum secara bertahap. Tahap awal adalah penghentian layanan penerbangan dari Wuhan ke provinsi lain di Tiongkok maupun ke luar negeri. Kemudian Wuhan menghentikan layanan kereta dari Wuhan ke kota lainnya, disusul oleh layanan bus, kereta bawah tanah, dan kapal feri. Masyarakat sama sekali tidak boleh keluar rumah tanpa ijin otoritas setempat. Moskow (Rusia). Pemerintah Rusia menerapkan penghentian pelayanan penerbangan ke luar daerah di Rusia maupun keluar negeri untuk mengurangi kemungkinan masuk dan keluarnya covid-19. Pelayanan transportasi umum di kota Moskow masih berjalan seperti biasa, namun dengan prosedur yang sangat ketat terkait pemeriksaan kesehatan dan kesterilan sarana transportasi umum. Belanda. Pemerintah Belanda menerapkan aturan sistem belajar online bagi mahasiswa, namun bagi pelajar tetap masuk sekolah seperti biasanya karena pelajar memiliki tingkat kerentanan paling rendah terhadap covid-19. Penduduk usia lanjut dihimbau untuk tetap di rumah dan tidak diperkenankan menggunakan transportasi publik, karena penduduk usia lanjut paling rentan terhadap covid-19. Pelayanan angkutan umum di Belanda berjalan seperti biasanya, tidak ada perubahan. Italia. Pemerintah Italia menutup seluruh penerbangan keluar negeri, menghentikan pelayanan kereta api jarak jauh. Namun untuk transportasi umum dalam kota tetap berjalan seperti biasa dengan batasan-batasan karena seluruh warga kota diminta untuk tidak keluar rumah sama sekali kecuali untuk membeli grocery dan obat dengan ijin otoritas setempat. Lantas, bagaimana dengan layanan transportasi umum di Jakarta? Kebijakan yang diambil pemerintah bukan lockdown, tetapi social distancing, yaitu menjaga jarak interaksi. Jadi, layanan transportasi umum harus tetap normal. Menambah kapasitas penumpang (jadwal keberangkatan ditambah) transportasi umum dengan cara memperkecil jarak antar bus dan kereta (headway) perjalanan antar bus dan kereta. Dalam upaya tidak terjadi desak-desakan di halte dan stasiun serta di dalam bus dan kereta. Beberapa halte Bus Transjakarta sudah menerapkan social distancing, seperti Halte Karet Sudirman Koridor 1, Halte Terminal Kampung Melayu, perbatasan Koridor 5 dan 7. Dalam sehari, menurut hasil studi yang dilakukan JICA (2019) ada sekitar 8 juta pergerakan dari Bodetabek menuju Jakarta. Pengurangan kapasitas transportasi umum (MRT dan Bus Transjakarta) bertujuan efek kejut bagi warga Jakarta, namun tidak bagi warga Bodetabek. Untung saja KRL Jabodetabek tetap beroperasi normal. Bahkan, KRL Jabodetabek menambah jadwal pemberangkatan kereta dalam upaya mendukung social distancing. Social distancing dapat diartikan dengan menahan diri memasuki kerumunan dan membatasi keinginan untuk keluar rumah tanpa keperluan yang penting. Warga dapat beralih melakukan pekerjaan hingga belajar secara online, serta membatalkan atau menunda rekreasi dan kegiatan lain yang bersifat massal. Mengurangi berdesakan di dalam transportasi umum, menjaga kebersihan supaya tetap sehat. Standar Pelayanan Minimal (SPM) angkutan umum (bus, kereta, kapal laut, kapal penyerangan, pesawat udara) perlu menambahkan kriteria aspek kebersihan demi kesehatan. Mari mewujudkan transportasi umum tidak hanya aman, nyaman, selamat, akan tetapi sehat. Djoko Setijowarno, akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat & Anastasi Yulianti, peneliti Laboratorium Transportasi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Anggota MTI Jawa Tengah