Siapkan Industri Benih Ikan Nasional, KKP Gunakan Teknologi RAS
Senada dengan Menteri Edhy, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan siap untuk mendukung program pemerintah memajukan perikanan budidaya. “Khusus untuk masalah pakan, kami sudah melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk membangun industri pakan ikan dan ternak di Sulawesi Utara. Pihak swasta telah melakukan studi kelayakan untuk membangun industri ini di Bolaang Mongondow dimulai dengan membangun silo untuk menampung jagung dan bahan baku pakan lainnya,” jelas Olly. Sementara itu Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menyatakan bahwa teknologi RAS merupakan teknologi yang tepat dalam meningkatkan produktivitas pembenihan ikan dengan mengefisiensikan penggunaan air dan lahan, disamping menciptakan usaha yang minim dampak negatif terhadap ekologi. “Saat ini BPBAT Tatelu juga tengah melakukan proses rekayasa pembesaran ikan dengan teknologi RAS. Hasil perekayasaan ini diharapkan dengan menghasilkan output produksi meningkat hingga lebih dari 10 kali lipat” beber Slamet. Keunggulan lain dari RAS dibandingkan sistem konvensional, kata dia, karena lebih aman dari pencemaran yang terjadi di luar lingkungan perairan sehingga sanitasi dan higienitasnya lebih terjaga serta ramah lingkungan. Selain itu, pemeliharaan yang mudah, stabilitas kualitas air lebih terjaga dan penggunaan air lebih hemat akan menjadikan teknologi pembenihan ikan intensif ini sebagai primadona baru di pembudidaya, khususnya pembenih ikan. “Dengan fleksibilitas teknologi RAS yang dapat diterapkan untuk berbagai jenis komoditas baik tawar, payau maupun laut, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya siap untuk dapat memperbanyak teknologi ini di seluruh Indonesia“ tutup Slamet. Untuk diketahui, komoditas air tawar perikanan budidaya memberikan kontibusi cukup besar terhadap produksi perikanan budidaya nasional, terutama untuk komoditas nila, lele, patin dan gurame. Menurut data sementara, produksi perikanan budidaya air tawar tahun 2019 mencapai 76.321 ton. Khusus di BPBAT Tatelu, hingga akhir tahun 2019 mencatatkan produksi benih ikan air tawar sebanyak 10,8 juta ekor yang sebagian besar diantaranya dipergunakan untuk bantuan kepada kelompok pembudidaya dan kegiatan restocking. Sedangkan untuk induk dan calon induk ikan, produksi yang dihasilkan mencapai 151.033 ekor.(AAN)