Pisang Jadi Andalan Pemerintah Tingkatkan Ekspor dan Majukan Pertanian Daerah
Pasalnya, pada tahun yang sama, Tiongkok mengimpor pisang sebanyak 1.544.609 ton dari seluruh dunia. Hal ini berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,15% dari total permintaan negara Tirai Bambu itu, sedangkan UAE mengimpor sebanyak 199.719 ton buah pisang dari seluruh dunia, yang berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,28% dari total permintaannya. Jadi, untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian, Kemenko Perekonomian mendorong “Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor” sebagai salah satu Program Prioritas (Quick Wins) melalui kerjasama kemitraan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan petani. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas komoditas pisang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pisang lokal, seperti hotel, restoran, dan katering. PT Great Giant Pineapple (GGP) melalui skema Creating Shared Value akan melakukan kerja sama kemitraan dengan petani dan pemerintah daerah atas dasar pemberdayaan dan asas saling menguntungkan dalam hal budidaya dan pemasaran tanaman pisang. Sebagai langkah konkret, program ini akan terus digulirkan di level nasional dengan mereplikasi dan menjadikan keberhasilan pengembangan komoditas ekspor pisang/nanas yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Lampung dan PT GGP sebagai benchmark pelaksanaan di daerah-daerah lainnya. Sebelumnya, juga sudah dilakukan launching program dan penanaman perdana pisang di Kabupaten Jembrana, Bali pada 28 Desember 2019, disusul penanaman perdana di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada 21 Januari 2020. Di Kabupaten Bener Meriah sendiri, pada tahap awal akan dilakukan Demplot seluas 4 (empat) hektare dari potensi luasan pengembangan sebesar 200 hektare. “Harapannya, setelah kegiatan Demplot ini membuahkan hasil memuaskan, akan makin banyak petani yang turut serta, sehingga kebutuhan lahan minimal untuk budidaya tanaman pisang tujuan ekspor seluas 150 hektare secara bertahap dapat terpenuhi,” ungkap Bobby. Sementara itu, Bupati Bener Meriah Tgk. H. Sarkawi menyampaikan rasa bahagianya, usai daerahnya diberi kesempatan menjadi tempat pengembangan dan penanaman pisang cavendish untuk ekspor. “Kami berharap semoga (program ini) terus berkembang tidak hanya untuk Benar Meriah, namun juga bagi Aceh secara keseluruhan,’ ujarnya. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan Nota Kesepahaman Pengelolaan Lahan Budidaya Hortikultura antara Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dan PT GGP, yang merupakan salah satu tahapan dari program tersebut di atas. Turut hadir pada kegiatan itu yakni antara lain Bupati Bener Meriah Tgk. H. Sarkawi, Asisten Deputi Bidang Agribisnis Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Liferdi Lukman, Pejabat Pemerintah Provinsi NAD, Direktur PT GGP, serta perwakilan kementerian dan lembaga lainnya.(AAN)