Tanpa Diminta Kritik, Itu Sudah Lumrah
Bahkan, warga negara bisa berkumpul dan berserikat untuk mengajukan pendapatnya supaya ini terlembagakan dan tersalurkan secara baik. Justru yang mesti didorong kesiapan secara mental dan kelembangan menanggapi kritikan tersebut. Malahan, sebagai negara yang mengaku iklim demokrasi dijunjung tinggi, salah satu cirinya adalah mendorong partisipasi publik untuk kepentingan bangsa, negara, dan rakyat. Partisipasi ini tidak hanya dalam pemilihan umum (pemilu) saja. Apabila Jokowi siap menerima kritik tidak hanya pendukungnya siap mendengarnya. Namun, jajarannya siap menindaklanjutinya sesuai bidangnya masing-masing. Jangan hanya menunggu arahan Jokowi, meskipun jajarannya bagian dan bawahannya. Namun, selama itu untuk keentingan rakyat mesti bisa direspon secara cepat tanpa menunggu komando. Selain itu aparat kepolisian diminta menganalisa setiap laporan yang masuk secara profesional dan transparan. Apakah yang dilaporkannya disertai bukti yang kuat dan cukup atau hanya isapan jempol belaka. Para pengkritik juga diminta tidak hanya bersuara tanpa didukung oleh fakta dan data. Artinya, hal ini tidak hanya didasarkan ketidaksukaan atau kebencian semata, sehingga menjadi fitnah semata. Selain itu lakukan kritik secara santun lantaran Indonesia berbudaya ketimuran. Jadi, orang yang dikritik dapat menerima dengan legawa apa yang disampaikannya dan mau melaksanakannya. (mam)