Kasus Covid-19 di Indonesia Konsisten Melonjak
Dari kejadian ini tidak jarang timbul klaster baru di kampungnya akibat mereka tidak melewati masa dan tempat isolasi mandiri yang disediakan pemda setempat. Lonjakan kasus Covid-19 juga tidak heran akibat pemda membolehkan kegiatan perkantoran dan pabik melakukan kegiatannya kembali. Padahal, mereka kembali bekerja datang dari rumah melewati tempat-tempat yang rawan terpapar Covid-19. Begitupula sarana transportasi umum yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk penumpang yang menggunakannya. Hal ini ditambah tempat bekerja tidak menerapkan aturan tadi secara ketat. Belum lagi pemerintah tidak melarang restoran, kedai kopi, dan pusat perbelanjaan beroperasi hingga rencana pembukaan bioskop yang mengundang resiko terjangkit Covid-19 semakin besar. Memang dampak Covid-19 bagi perekonomian yang berlanjut ke dunia usaha sangat besar dengan banyaknya orang tidak bekerja, sehingga tidak memiliki penghasilan bagi kebutuhan sehari-hari. Namun, ini bukan berarti mengorbankan kesehatan masyarakat, apakah Covid-19 yang akan diderita banyak masyarakat dapat mendorong perekonomian. Apabila masyarakat sehat pasti perekonomian akan berjalan kembali. Kejadian yang paling mengkhawatirkan adalah daya tampung rumah sakit (RS) yang semakin terbatas. Kenaikan pasien yang sembuh tidak bisa diadikan tolak ukur ketersediaan kamar, sebab jumlah ini belum bisa mengejar cepat penambahan kasus sehari-hari. Selain itu tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas semakin berkurang tidak hanya akibat tertular Covid-19. Namun, sebagian mereka harus tutup usia tidak mampu bertahan atas infeksinya. Melihat kenyataan di atas pemerintah perlu membuat rencana baru atas lonjakan Covid-19 terutama penanganannya mulai dari kesiapan nakes dan sarana dan prasarananya seperti RS. Masyarakat belum diberitahukan penambahan ini yang terakhir diperbarui saat kasus ini masih berada di angka 1.000-an. Pemerintah juga tidak boleh terlena dengan vaksin Covid-19 dan obata nti Covid-19 yang sedang diujicoba dan masih akan diproduksi pada 2021. Bagaimana apabila jumlah ini terus meroket tidak terkendali sampai tahun depan. Peran komunitas terdesak untuk menekan warganya tidak melanggar protokol kesehatan. Bahkan, mereka harus berani bertindak apabila anggotanya tidak patuh aturan. Pemerintah juga tidak bosan memberikan sosialisasi ini bahkan memberikan contoh melakukan penerapan kesehatan. Begitupula media massa terutama siber dan elektronik sebagai pilihan masyarakat mencari informasi. Terakhir, masyarakat diminta menerapkan protokol kesehatan atas kesadaran diri tidak hanya berbahaya bagi dirinya tetapi orang lain termasuk keluarganya. Selain itu berdoa semoga masalah ini diberikan solusi dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. (mam)