Gema Bali Gema Lampung Gema Kalteng

97 Mahasiswa Politeknik Terbang ke Prancis Melalui Program IISMA

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kiki Yuliati pada acara Joint Working Group (JWG) ke-13 Bidang Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Inovasi bersama Prancis di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Rabu (3/7). (gemapos/Ditjen Vokasi)
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kiki Yuliati pada acara Joint Working Group (JWG) ke-13 Bidang Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Inovasi bersama Prancis di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Rabu (3/7). (gemapos/Ditjen Vokasi)

Gemapos.ID (Jakarta) - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya mengembangkan kompetensi dan pengalaman internasional para calon lulusan pendidikan vokasi Indonesia, melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) Vokasi.

Prancis menjadi salah satu negara tujuan mahasiswa vokasi dalam program ini dengan jumlah peminat yang terus meningkat setiap tahunnya.

“Melalui kerja sama dengan pemerintah Prancis, sejak 2022 lalu, program IISMA Vokasi telah mengirimkan 148 mahasiswa Indonesia, di mana 97 orang di antaranya merupakan mahasiswa politeknik,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati dalam siaran resminya kepada gemapos.id, di Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Menurut Kiki, sebagai salah satu kiblat pendidikan vokasi dunia, jumlah mahasiswa vokasi yang memilih belajar di Prancis terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk juga untuk host university-nya. Hal ini mengindikasikan program IISMA diterima baik oleh kampus-kampus di Prancis.

“Banyak industri-industri besar yang bermitra dengan host university di Prancis, sehingga  mahasiswa kita tidak hanya berkesempatan untuk melakukan pertukaran studi selama satu semester, akan tetapi juga bisa merasakan atmosfer industri di Prancis melalui program-program IISMA yang dijalankan di setiap host university tersebut,” jelasnya.

Kiki menyampaikan hal itu juga pada acara Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) ke-13 di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan inovasi bersama Prancis bertajuk “Meningkatkan Kemitraan Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Inovasi Indonesia-Prancis untuk Masa Depan yang Maju dan Berkelanjutan” di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Rabu (3/7).

Kiki juga menyampaikan bahwa kerja sama dengan pemerintah Prancis melalui program IISMA telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa vokasi untuk meningkatkan keterampilan baik hard skill maupun soft skill.

Selain itu, mereka juga dapat bertukar pengalaman dengan para mahasiswa dari berbagai negara di Prancis. Sehingga akhirnya, terdapat peningkatan nilai dalam keahlian para calon lulusan mahasiswa politeknik Indonesia kedepannya.

Diketahui, IISMA merupakan program beasiswa unggulan yang didanai pemerintah, dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek. Program ini bertujuan untuk mendanai mahasiswa program sarjana Indonesia untuk mengikuti program mobilitas di universitas mitra terkemuka di luar negeri.

Program IISMA tahun ini dilakukan melalui tiga skema, antara lain skema reguler, afirmasi, dan co-founding. Skema reguler merupakan beasiswa penuh dari Kemendikbudristek.

Sementara itu, skema afirmasi merupakan beasiswa penuh dari Kemendikbudristek untuk para mahasiswa yang berasal dari wilayah tertinggal, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 63 tahun 2020 terkait penetapan daerah tertinggal. Skema ini juga diberikan kepada para mahasiswa yang menerima Kartu Indonesia Pintar  Kuliah (KIP-Kuliah) atau mahasiswa yang lolos penerima Beasiswa Bidikmisi.

“Dalam program IISMA ini, kami ingin memberikan kesempatan untuk semua mahasiswa unggul di Indonesia,” ujarnya. 

Selain itu, skema co-founding ditujukan bagi mahasiswa Indonesia yang akan mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri dengan skema pembiayaan dana dari pemerintah dan mahasiswa secara mandiri.

“Program IISMA ini berperan sebagai program Kampus Emansipasi yang dapat mengembangkan apresiasi dan pemahaman lintas budaya di antara para mahasiswa. Melalui program ini, kami berharap dapat melahirkan generasi anak muda yang siap memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, dan dapat mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045 kelak,” tutup Kiki. (rk)