Gema Bali Gema Lampung Gema Kalteng

Pakar Bicara Soal Fenomena Kesukuan di Pilkada Papua

Pakar Geografi Manusia Universitas Islam 45 (Unisma), Rasminto. (gemapos/Dok.pribadi)
Pakar Geografi Manusia Universitas Islam 45 (Unisma), Rasminto. (gemapos/Dok.pribadi)

Gemapos.ID (Jakarta) - Dinamika kesukuan yang kental di Papua berefek pada kualitas calon kepala daerah. Hal tersebut menjadi sorotan pakar Geografi Manusia Universitas Islam 45 (Unisma), Rasminto.

Menurutnya, dalam konteks geografis, wilayah seperti Papua Pegunungan, faktor kedekatan kesukuan sering kali menjadi salah satu alasan utama dukungan terhadap calon tertentu. 

“Meskipun ikatan kesukuan memiliki nilai penting dalam masyarakat, hal ini bisa menjadi penghalang bagi perubahan dan inovasi dalam kepemimpinan jika tidak diimbangi dengan penawaran program yang jelas dan konkret,” jelasnya kepada gemapos.id di Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Direktur Eksekutif Human Studies Institute ini menuturkan agar semua calon diharapkan dapat memperkuat tawaran program riil dan terukur bagi masyarakat. 

“Pemilih harus diberikan gambaran jelas tentang bagaimana setiap calon akan meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan di Papua. Program-program yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti peningkatan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta peningkatan ekonomi lokal, seharusnya menjadi fokus utama,” bebernya.

Baginya, para calon kepala daerah perlu melakukan sosialisasi yang efektif tentang tawaran programnya dengan mempertimbangkan media dan metode komunikasi yang sesuai dengan konteks lokal. 

“Hal ini termasuk mendengarkan aspirasi masyarakat, melakukan diskusi terbuka, dan mengedukasi pemilih mengenai manfaat dari program yang tawarkan,” tuturnya.

Ia berpesan pada masyarakat yang akan menghadapi pesta demokrasi pilkada serentak 2024 untuk melihat rakam jejak dan program konkret para calon.

“Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan positif. Mereka harus mempertimbangkan rekam jejak, visi, serta komitmen calon dalam membawa kemajuan, dibanding hanya melihat pada faktor kesukuan atau tradisional saja,” tegasnya. (rk)