Gema Bali Gema Lampung Gema Kalteng

Menlu Retno Ungkap Kondisi Palestina dan Upaya Diplomasi Indonesia untuk Rafah

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat mengisi kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah" (3/6/2024).  (foto:gemapos/Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat mengisi kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah" (3/6/2024). (foto:gemapos/Kemlu RI)

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan kondisi di Palestina yang jauh dari kata perbaikan. Selain itu, Retno juga memaparkan upaya politik Indonesia terkait dengan kondisi Palestina. Hal tersebut disampaikan Retno saat mengisi kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah" (3/6/2024). 

Dalam rilis resmi Kemenlu dikutip Selasa, (4/6/2024), Retno menyampaikan kuliahnya dalam dua bagian, yakni (1) perkembangan situasi Gaza saat ini, dan (2) sepak terjang politik luar negeri Indonesia dalam isu tersebut.

“Tidak ada satu pun kalimat yang dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali," ungkap Retno.

Diketahui, sejak 7 Oktober tahun lalu, lebih 2 juta orang terusir. Lebih dari 36.284 orang terbunuh, 15.239 di antaranya adalah anak-anak. 196 personel PBB terbunuh, 82.057 luka-luka, 10 kuburan massal ditemukan di Gaza.

Retno juga mengungkap kondisi diperparah dengan upaya-upaya pelemahan terhadap UNRWA antara lain dengan dihentikannya bantuan donor kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA.

“Pelemahan secara sistematis UNRWA, bukan saja memperburuk pelayanan kepada para pengungsi, namun secara strategis untuk meniadakan isu pengungsi. Ini adalah tujuan strategis Israel," imbuh Retno.

Selain itu, Retno juga menyampaikan ada upaya-upaya pelemahan two-state solution serta keanggotaan Palestina di PBB masih terus diveto. Diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti.

“Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal, dan terus mendukung perjuangan Palestina, meski banyak sekali tekanan terhadap Indonesia, termasuk agar Indonesia segera menormalisasi hubungan dengan Israel," ucapnya.

“Karena kekokohan dalam berprinsip inilah maka Indonesia dihormati oleh dunia internasional," tambahnya.

Retno menyampaikan prioritas-prioritas Indonesia dalam mendukung Palestina, antara lain:

Pertama, mendorong segera terciptanya gencatan senjata segera dan berkelanjutan (immediate and sustainable ceasefire). Tanpa ceasefire, upaya perbaikan situasi tidak akan terwujud.

Kedua, Indonesia akan terus mendukung kerja UNRWA dan mendorong negara lain untuk terus memberikan dukungannya. Indonesia telah memberi contoh dengan menaikkan kontribusinya kepada UNRWA.

Ketiga, Indonesia juga terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan lebih dari 4500 ton bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Keempat, mendorong agar semua Keputusan ICJ (The orders of the ICJ) dapat dipatuhi oleh Israel. Indonesia berharap DK PBB dapat membuat sebuah keputusan yang dapat memaksa Israel untuk patuh dan menjalankan keputusan ICJ.

Kelima, mendorong lebih banyak negara mengakui Negara Palestina. Ini antara lain yang dilakukan Menlu dalam kunjungan ke Eropa minggu lalu.

Keenam, terus berupaya agar proses keanggotaan Palestina di PBB dapat dirampungkan.

“Perjuangan Palestina masih panjang. Perjuangan Indonesia dan dunia internasional untuk membantu Palestina juga masih panjang. Diperlukan konsistensi, diperlukan keberpihakan terhadap keadilan, perdamaian dan kemanusiaan," ujarnya. 

To defend justice and humanity. Itulah yang terus diupayakan politik luar negeri Indonesia," pungkasnya.(ns)