Gema Bali Gema Lampung Gema Kalteng

ESDM: Rerata Intensitas Energi Indonesia Capai 3% dalam 1 Dekade

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana (tengah) dalam diskusi panel yang mengusung tema 'Delivering Affordable Clean Cooking and Energy Access for All' bagian dari rangkaian kegiatan 9th Annual Global Conference on Energy Efficiency, di Nairobi, Kenya, Selasa (21/5) waktu setempat. (gemapos/ESDM)
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana (tengah) dalam diskusi panel yang mengusung tema 'Delivering Affordable Clean Cooking and Energy Access for All' bagian dari rangkaian kegiatan 9th Annual Global Conference on Energy Efficiency, di Nairobi, Kenya, Selasa (21/5) waktu setempat. (gemapos/ESDM)

Gemapos.ID (Jakarta) - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyatakan, kemajuan peningkatan efisiensi energi di Indonesia cukup baik. Jika dibandingkan negara-negara G20 lainnya, dengan rata-rata perkembangan intensitas energi Indonesia sebesar 3% dalam satu dekade terakhir.

Hal tersebut disampaikan dalam  High-Level Closed-Door Ministerial Discussion, di depan delegasi dari Negara-negara International Energy Agency (IEA) Family, Nairobi, Kenya Rabu (22/5) waktu setempat.

"Kemajuan perkembangan Indonesia dalam peningkatan efisiensi energi cukup baik dibandingkan negara-negara G20 lainnya, dengan rata-rata perkembangan intensitas energi sebesar 3% dalam dekade terakhir," ujar Dadan dalam keterangannya dikutip Kamis (23/5/2024).

Dadan menambahkan, Indonesia terus meningkatkan aksi kebijakan energi efisiensi antara lain dengan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 2023 tentang Konservasi Energi yang menjadi panduan implementasi langkah-langkah efisiensi energi di sektor-sektor industri, bangunan gedung, dan transportasi.

Aksi lainnya, Pemerintah memperluas implementasi sistem pengelolaan energi di sektor industri dengan mencakup 450 pelaku industri intensif-energi. "Diestimasikan sekitar 5,28 juta TOE penghematan energi di sektor industri pada 2030," ungkap Dadan.

Pada sektor bangunan, Pemerintah memperkuat implementasi regulasi bangunan gedung dan penerapan bangunan hijau dan cerdas. Lebih dari 700 bangunan gedung akan menerapkan sistem pengelolaan energi pada tahun depan. Diperkirakan 66 ribu Tonne of Oil Equivalent (TOE) penghematan energi dari gedung-gedung pada 2030.

"Dalam peningkatan efisiensi energi di sektor transportasi, Pemerintah mendorong pemakaian kendaraan listrik serta pengaturan standar-standar ekonomi bahan bakar. Pada 2030, pemerintah menargetkan pemakaian 2 juta unit kendaraan listrik roda-empat dan 13 juta kendaraan listrik roda-dua," urai Dadan.

Langkah-langkah pemerintah mewujudkan efisiensi energi diapresiasi IEA dan begitu juga sebaliknya Pemerintah juga mengapresiasi kerja sama dengan IEA yang sudah lama terjalin. "Kami mengapresiasi kerj sama yang sudah terjalin selama ini utamanya dalam Joint Work Programme (JWP) 2022-2023 dan kami berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama yang lebih erat dalam lagi JWP 2024-2025," tutup Dadan.