Buntut Taruna Tewas, Menhub Sebut Bakal Rombak Kurikulum Sekolah Dinas

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (gemapos/setkab)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (gemapos/setkab)

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut akan mereformasi sistem pendidikan vokasi di Kementerian Perhubungan. Reformasi tersebut buntut kasus taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika alias Rio (19), tewas diduga dianiaya senior. Reformasi itu dilakukan dengan mengubah kurikulum.

"Apa yang dialami Rio akan kita kenang sebagai kejadian mendalam, dan jadi dasar bagi kami melakukan reformasi pendidikan vokasi di Kementerian Perhubungan. Apa yang akan kita lakukan? Kami akan mengubah kurikulum yang lebih humanis dan berteknologi," kata Budi Karya di rumah duka di Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024).

"Seperti kita ketahui bahwa persaingan pada dunia pekerjaan itu tidak lagi mengandalkan fisik, tetapi mengandalkan kompetensi dan pengetahuan yang saat ini kita ketahui bahwa IT jadi satu tumpuan yang harus kita ketahui," sambungnya.

Budi Karya mengatakan perubahan kurikulum itu tidak hanya dilakukan di STIP. Dalam jangka panjang, reformasi sistem pendidikan vokasi juga akan diterapkan di puluhan universitas yang berada di bawah Kemenhub.

"Nah, kita juga akan melakukan upaya-upaya yang segera. Katakanlah kita akan mengubah bahwa mahasiswa STIP adalah mahasiswa yang sedang menuntut pendidikan yang akan memberikan masa depan dia dengan suatu kompetensi dan kapasitas yang humanis," kata Budi Karya.

Kemenhub akan menerapkan kurikulum berbasis digital di seluruh perguruan tinggi yang berada di bawah naungannya. Budi Karya berharap pendidikan tersebut akan menghasilkan insan perhubungan yang berkompeten.

"Oleh karenanya, kurikulum itu berbasis digital dan juga jangka panjang kita akan melakukan tidak hanya di STIP, tetapi di 32 universitas lain (milik Kemenhub). Ini tentu harapannya bahwa Kemenhub akan menjadikan anak-anak muda yang kompeten yang bisa melakukan tanggung jawab sebagai insan Perhubungan yang persatuan Indonesia," imbuhnya.

Staf Khusus Menteri Perhubungan Prof Wihana Kirana Jaya turut mengatakan kurikulum baru nantinya akan membuat siswa sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.

“Kami tahu kebutuhan milenial dan kelompok Z sekarang sudah tidak boleh seperti pendidikan masa lalu, adik-adik nanti berubah lebih tolong menolong, nilai-nilai itu akan ada di dalam kurikulum, dan sifatnya softskill kebutuhan tentang penyelesaian masalah, komunikasi, dan digitalisasi,” kata dia.

Perombakan di sekolah kedinasan Kemenhub ini nantinya akan dimulai dari perubahan sistem rekrutmen peserta didik, kemudian berikutnya cara mengajar, seperti menggunakan gaya bahasa kekinian sehingga mahasiswa berubah.

“Dosen, pengelola, dan mahasiswa akan dibuat semakin sibuk untuk tingkat sesuatu yang lebih produktif, lebih humanis dan itu masuk kurikulum,” kata Prof Wihana.

Kemenhub berharap nantinya sekolah kedinasan di bawah mereka itu melahirkan anak-anak muda yang kompeten yang bisa mempersatukan Indonesia, sehingga tidak ada lagi kasus seperti yang ditimpa Putu Satria.(ns)