Australia Tingkatkan Batas Tabungan Visa Pelajar untuk Kendalikan Migrasi

Ilustrasi - Bendera Australia. (foto: gemapos/jernih.co)
Ilustrasi - Bendera Australia. (foto: gemapos/jernih.co)

Gemapos.ID (Jakarta) - Negara Australia dikabarkan akan meningkatkan jumlah tabungan yang dibutuhkan pelajar internasional untuk mendapatkan visa. Hal tersebut dilakukan Australia untuk mengendalikan jumlah migrasi.

Selain itu, negeri Kangguru itu juga memperingatkan beberapa perguruan tinggi mengenai praktik penipuan perekrutan pelajar untuk mengendalikan jumlah migrasi.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (8/5/202), mulai hari Jumat nanti para pelajar internasional harus menunjukkan bukti tabungan setidaknya AUD 29.710 (setara Rp 314 juta) untuk mendapatkan visa mereka. Peningkatan ini menjadi yang kedua dilakukan dalam waktu sekitar tujuh bulan.

Sebagai informasi, sebelumnya tabungan minimum untuk visa pelajar Australia berjumlah AUD 24.505 atau setara Rp 259 juta. Langkah ini merupakan bagian dari tindakan dalam beberapa bulan terakhir untuk memperketat aturan visa pelajar usai pencabutan pembatasan COVID-19 pada tahun 2022 memicu masuknya migran secara tiba-tiba ke Australia sehingga memperburuk tekanan pada pasar sewa yang sudah ketat.

Persyaratan bahasa Inggris untuk visa pelajar juga ditingkatkan pada bulan Maret dan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri pengaturan yang memungkinkan pelajar untuk memperpanjang masa tinggal mereka.

Menteri Dalam Negeri Australia, Clare O'Neil, mengatakan surat peringatan telah dikirim ke 34 penyedia pendidikan karena 'praktik perekrutan yang tidak asli atau eksploitatif'. Mereka bisa dipenjara hingga dua tahun dan dilarang merekrut pelajar jika terbukti bersalah.

"Penyedia layanan yang licik tidak mempunyai tempat di sektor pendidikan internasional kita. Tindakan ini akan membantu menyingkirkan kelompok terbawah di sektor yang berupaya mengeksploitasi orang dan mencemari reputasi sektor tersebut," kata O'Neil dalam sebuah pernyataan.

Pendidikan internasional adalah salah satu industri terbesar Australia dan bernilai AUD 36,4 miliar atau sekitar Rp 384 triliun bagi perekonomian pada tahun 2022/23.

Namun rekor migrasi, yang sebagian besar didorong oleh pelajar internasional, telah menempatkan pemerintah di bawah tekanan dengan melonjaknya harga sewa di seluruh negeri. Imigrasi bersih naik 60% ke rekor 548.800 pada tahun ini hingga 30 September 2023.

Pemerintah memperkirakan kebijakannya dapat mengurangi separuh jumlah migran Australia dalam dua tahun ke depan.

"Kami mengurangi tingkat migrasi secara signifikan - kami berada di tengah penurunan jumlah migrasi terbesar dalam sejarah Australia, di luar perang atau pandemi," kata O'Neil.