Prabowo Usul 'Presidential Club,' Akademisi: Bantu Jaga Kelanjutan Program Strategis

Prabowo Subianto saat menghadiri acara halalbihalal PBNU di Jakarta, Minggu (29/4/2024).. (gemapos)
Prabowo Subianto saat menghadiri acara halalbihalal PBNU di Jakarta, Minggu (29/4/2024).. (gemapos)

Gemapos.ID (Jakarta) - Akdemisi dan Pengajar Ilmu Politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai ide membentuk 'Presidential Club' dari presiden terpilih, Prabowo Subianto patut diapresiasi. Menurut Umam, forum itu bisa menjaga keberlanjutan program atau kebijakan strategis meskipun ada perbedaan pandangan politik dari presiden-presiden terdahulu.

Umam kemudian merujuk pada model lembaga Presidential Club di Amerika Serikat, yang dinilai sebagai lembaga yang bisa menghadirkan beberapa fungsi strategis. Mulai dari fungsi penasehat informal presiden untuk merumuskan atau bertukar pendapat, memberikan nasihat, dan membahas isu-isu strategis terkait masalah politik-pemerintahan dan kebijakan publik.

Selain itu, Umam juga menyinggung hal tersebut dapat menguatkan kerjasama lintas partai sebagai kekuatan politik.

"Selain itu, lembaga ini juga bisa mendorong kerjasama lintas partai, yang menjadi entitas kekuatan politik para mantan presiden, untuk memberikan nasihat-nasihat teknokratis kepada presiden yang memerintah," kata Umam saat dihubungi, Sabtu (4/5/2024).

Dengan demikian, forum itu juga bisa membantu menjaga kontinuitas, stabilitas, dan integritas lembaga kepresidenan dalam sistem politik di Tanah Air.

Prabowo juga memiliki hubungan baik dengan presiden terdahulu. Untuk itu, untuk membentuk forum itu sebagai sebuah lembaga sangat mungkin direalisasikan.

"Prabowo tidak memiliki garis konfik dengan siapapun. Prabowo memiliki hubungan baik dengan Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono hingga Joko Widodo," ujarnya.

Kendati demikian, Umam menilai forum ini bisa berjalan baik atau tidak tergantung kedewasaan masing-masing mantan presiden. Khususnya yang berkaitan dengan ego kepentingan politik.

"Bagaimana soal mengelola ego dalam pola relasi konflik politik personal yang sebenarnya tidak produktif. Demi kepentingan bangsa, seharusnya para mantan presiden bisa menyingkirkan ego dan kepentingan politik pribadi masing-masing," jelasnya.

Sebelumnya, juru bicara presiden terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak, mengungkapkan ide Prabowo soal pembentukan presidential club yang diisi para Presiden RI terdahulu yang masih hidup sampai saat ini.

Diharapkan, para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah strategis kebangsaan serta kompak dan rukun untuk turut berpikir dan bekerja bagi kepentingan rakyat, terlepas dari perbedaan pandangan maupun sikap politik mereka.

Dahnil meyakini pada saatnya nanti, Prabowo akan bertemu dengan Presiden Jokowi, Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarnoputri. (ns)