Perkantoran Diminta Segera Atasi Klaster Pandemi
Sebelumnya, perusahaan konsultan properti Knight Frank Indonesia mengungkapkan pandemi COVID-19 telah menyebabkan tingkat hunian atau okupansi perkantoran di Jakarta turun dari semester II 2019 sebesar 76 persen menjadi 75,9 persen pada semester I 2020. "Dari tingkat hunian, seperti yang bisa diprediksi turun menjadi 75,9 persen. Hal ini juga diikuti harga sewa yg cenderung turun dan berada di bawah tekanan di semua grade (kelas) yang ada," kata Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat dalam paparan Jakarta Property Highlight di Jakarta, Kamis (30/7/2020). Syarifah menuturkan tingkat kekosongan ruang perkantoran Jakarta mencapai 24,1 persen dan ada serapan 81.699 meter persegi jumlah ruang pada periode ini. Senior Associate Director Colliers International (konsultan properti) Ferry Salanto menyatakan pengelola gedung perkantoran pada masa pandemi COVID-19 ini harus dapat memaksimalkan penerapan protokol kesehatan yang tepat dan selaras kemampuan pihak penyewa dalam rangka meningkatkan fokus okupansi atau tingkat hunian bangunan yang mereka kelola. "Maksimalkan protokol kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa aman," katanya. Menurut dia, pada masa pandemi yang sangat mempengaruhi kinerja perekonomian nasional di berbagai pihak, maka prioritas utama yang harus difokuskan oleh pengelola perkantoran adalah meningkatkan okupansi gedung mereka. Apalagi, ia mengungkapkan bahwa biasanya suatu gedung perkantoran itu harus memenuhi hingga sekitar 60 persen hanya untuk memenuhi biaya beban operasional mereka dalam menjalankan pengelolaan gedung tersebut.(ANT/AAN)