Protokol Kesehatan Parekraf Sedang Diharmonisasi
Untuk ekonomi kreatif akan dilakukan pengembangan produk dalam negeri yang akan diminati bangsa sendiri dengan program ‘Cinta Produk Indonesia’. Produk-produk ini akan dijual secara daring melalui toko-toko tadi. Begitu pula konten-konten kreatif akan dipasarkan secara digital. Langkah ini akan ditunjang dengan penyiapan ekosistem digital. Soal pasar yang terbatas bagi hotel, restoran, dan kafe pada era normal baru lantaran ini hanya dibolehkan sebesar 50% dari kapasitas ruangan dinilai Wishnutama sebagai layanan berkualitas. Pengelola ini diharapkan tidak menguatamakan kuantitas dalam memberikan layanannya. “Dengan pemberian layanan yang berkualitas pendapatan tidak akan berkurang,” paparnya. Agung sepakat implementasi teknologi akan lebih berperan pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif pada era normal baru. Namun, keunggulan Indonesia dalam industri pariwisata akan berkurang dengan kondisi tersebut seperti keramahtamahan layanan akan digantikan oleh mesin yang terkesan kaku. “Sebelum pandemi Covid-19, saya menginap di hotel yang berada di Malaysia hanya diantarkan oleh satpam untuk mengambil kunci kamar dengan melakukan secara elektronik dan meletakkan kembali kunci kamar dengan cara yang sama,” ucapnya. Menyinggung virtual tour yang sedang marak dilakukan oleh berbagai pengelola obyek wisata dianggap sebagai pelengkap industri pariwisata. Bahkan, fasilitas ini dapat menunjang wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata. “Implementasi virtual tour untuk keperluan promosi wisata yang memperkenalkan daerah wisata,” paparnya. Sementara itu Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung, Umar Ahmad, menanggapi industri pariwisata dan ekonomi kreatif tetap dapat digenjot pada era normal baru di tengah pandemi Covid-19. Hal yang dimaksud adalah wisata bernuasa alam, karena hal ini memiliki tempat yang luas, sehingga itu bisa menghindari social distancing (kerumunan) dan physical distancing (menjaga jarak). “Covid-19 bisa tidak tahan di alam terbuka yang terkena sinar matahari,” jelasnya. Indonesia memunyai banyak destinasi wisata bernuasa alam seperti Tubaba yang belum dideklarasikan sebagai obyek wisata. Daerah ini hanya sebatas tempat perlintasan dan petsinggahan saja. “Tubaba mempunyai potensi wisata perkebunan, pertanian, dan perikanan,” tuturnya. Bahkan, di Tubaba memiliki peradaban Megalitikum yang berusia 5.000 tahun sebelum masehi seperti di Inggris. Ilmuwan negara itu telah menyempatkan diri datang menyaksikannya. (mam)