Layanan Transportasi di Era Kenormalan Baru
Era kenormalan baru di transportasi umum (bus, angkot, kereta) Yang dapat dilakukan, seperti selalu memakai masker, datang lebih awal ke halte bus atau stasiun, untuk menghindari kepadatan di kendaraan telat tiba di tujuan. Jika kendaraan umum sudah penuh, gunakan kendaraan umum selanjutnya. Safety distance (jarak aman) saat di dalam kendaraan umum untuk saat duduk, saat berdiri, dijaga 1,5 meter-2 meter. Tempat duduk/lantai bisa ditandai untuk memudahkan pelaksanaannya. Dilakukan check temperature (suhu) penumpang dan staf sebelum masuk kendaraan, yang suhunya tinggi/sakit istirahat berada di rumah saja (isolasi diri, periksa ke dokter). Menjaga kebersihan dan disinfektan kendaraan secara rutin. Di bagian ruang pengemudi, dibuatkan pembatas plastic atau mika supaya pengemudi terlindungi, rajin cuci tangan, memakai disinfektan, jangan menyentuh wajah dengan tangan. Jika batuk, ditutupi dengan lengan anda, jangan dengan tangan anda. Penyesuaian transportasi umum terhadap The New Normal – Shanghai Saat ini Kota Shanghai (Tiongkok) telah mengalami penurunan kasus Coronavirus. Transportasi umum telah dibuka kembali seiring dengan mulainya masyarakat untuk kembali bekerja. Pengguna angkutan umum kembali mengalami peningkatan. Namun perusahaan transportasi Kota Shanghai tidak mau mengambil risiko. Shanghai Sunwin Bus Corporation (SUNWIN), penyedia angkutan umum terkemuka Kota Shanghai telah mulai meluncurkan Healtcare Bus, yang secara khusus dirancang untuk mengurangi risiko infeksi virus korona dan membuat transportasi umum lebih aman. Saat penumpang masuk bus, system Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dipasang di sebelah mesin tiket. Alat itu akan melakukan pengecekan wajah penumpang dan mengecek suhu thermal badan menggunakan infrared. Sistem ini juga secara otomatis mengidentifikasi apakah penumpang mengenakan masker. Sistem ini digunakan untuk memberitahu pengemudi kondisi setiap penumpang, apakah ada yang sedang demam. Proses pengecekan ini otomatis dan tanpa melakukan kontak dengan penumpang, sehingga tidak menimbulkan antrian panjang saat penumpang padat (rush hours) dan tidak memperlambat jadwal atau waktu operasional bus. Peningkatan keamanan tambahan yang ada di daam bus adalah, adanya penggunaan pencahayaan UV di dalam saluran udara untuk mensterilkan dan membunuh virus secara efektif. Pencahayaan UV yang mencapai 20mJ telah terbukti menghancurkan hingga 99 persen bahan genetik (DNA atau RNA) mikroorganisme, bakteri, dan virus yang lebih kecil dari 253,7nm, membuat mereka tidak dapat mereplikasi dan karenanya menghilangkan sumber infeksi. Dikombinasikan dengan sistem penyaringan udara yang ditingkatkan, ini memungkinkan seluruh bus disterilkan sepenuhnya dalam 20 menit. Melalui penggunaan pencahayaan UV secara teratur dan penyaringan udara yang ditingkatkan, akan memastikan risiko infeksi pada penumpang lain berkurang secara signifikan. Peningkatan keamanan utama terakhir yang disediakan adalah dalam bentuk sistem deteksi otomatis yang mudah terbakar dan meledak. Ditempatkan di bawah pintu depan dan belakang, sistem deteksi pintar ini secara otomatis memberi tahu pengemudi dan otoritas kepolisian setempat tentang segala kemungkinan benda mudah terbakar di atas bus. Jika model bus ini dapat dibuat dan diproduksi di Indonesia akan sangat membantu pengembangan transportasi umum higienis di Indonesia saat ini. Mulai tahun 2020, ada lima kawasan perkotaan di Indonesia dibangun transportasi umum perkotaan dengan skema pembelian layanan (buy the service), yakni Medan, Palembang, Yogyakarta, Surakarta dan Denpasar. Di era kenormalan atau kewajaran baru transportasi, pemihakan pada transportasi umum dapat lebih ditingkatkan, minimal dipertahankan yang sudah ada. Kelengkapan penunjang jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki harus dibangun untuk perjalanan jarak pendek sebagai upaya memenuhi pengurangan kapasitas transportasi umum. Kebijakan industri dan bisnis sepeda motor perlu ditata kembali, sehingga sepeda motor bukan menjadi hambatan untuk mengembangkan transportasi tidak bermotor (non motorized). Presiden Joko Widodo adalah presiden Indonesia yang sering memberikan hadiah sepeda di setiap ada pertemuan dengan masyarakat. Namun, perlu diikuti anjuran atau kewajiban ke setiap pemda agar membangun jalur sepeda di setiap kota di Indonesia, supaya sepeda yang diberikan dapat benar-benar bermanfaat. Bukan sekedar pajangan di rumah, karena diberikan presiden. Berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan transportasi umum bukan untuk warga kelas bawah. Namun untuk semua warga Indonesia untuk bertransportasi yang sehat. Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat & Anastasia Yulianti, peneliti Laboratorium Transportasi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Anggota MTI Jawa Tengah