Kemperin Dorong Investasi MRO
Selain itu Indonesia merupakan negara ketiga terbesar di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India. Industri MRO dinilai AGK, memiliki peran penting bagi industri penerbangan, karena mampu menekan pengeluaran, salah satunya biaya impor komponen pesawat. Industri ini juga potensial didukung oleh peningkatan sektor pariwisata dan perekonomian di sini. “Ini didukung pula dengan maraknya pembangunan bandara di berbagai wilayah di Indonesia,” jelasnya. Kemenperin memproyeksi, potensi bisnis MRO di Indonesia sebesar US$2,2 miliar pada 2025. Hal ini seiring upaya pemerintah memacu pengembangan industri jasa penerbangan dalam negeri sejak 2000. “Industri MRO sendiri sudah diberikan berbagai fasilitas insentif fiskal seperti tax holiday dan pembebasan bea masuk,” tuturnya. Industri MRO di Indonesia didukung sekitar 32 perusahaan yang tergabung dalam Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA). Kemenperin bersama seluruh pemangku kepentingan terkait terus berkolaborasi meningkatkan daya saing industri MRO nasional. Salah satu langkah itu adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kemenperin dan IAMSA akan bersinergi membangun unit pendidikan atau penyediaan tenaga pengajar ahli di bidang perawatan pesawat. Selanjutnya, kerja sama dilakukan dengan industri yang akan menampung para lulusan tersebut agar mereka dapat bekerja. Indonesia diperkirakan menyerap sebanyak 12.000-15.000 tenaga ahli MRO selama 15 tahun nanti. Dari hal itu sekolah-sekolah teknisi penerbangan di ini baru menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun, sedangkan kebutuhan mencapai 1.000 orang per tahun. (mam)