Gemapos.ID (Jakarta) - Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkomimfo) menunda Analog Switch Off/ASO (penghentian siaran televisi analog) di Jabodetabek.

"Alasan kita melihat bahwa ketidaksiapan masyarakat Jabodetabek," kata Ketua ATVSI Syafril Nasution pada Selasa (4/10/2022). 

Dengan demikian, Kemkominfo menunda waktu pelaksanaan Analog Switch Off (ASO) di Jabodetabek dari 5 Oktober 2022 menjadi 2 November 2022. 

Survei yang dilakukan AC Nielsen pada 1 Oktober 2022 berbunyo sebanyak 43% warga DKI Jakarta siap bermigrasi dari TV analog ke TV digital.

Survei ini dilakukan secara acak kepada masyarakat Jakarta yang menonton TV menggunakan antena (free to air) atau menggunakan parabola (pay tv).

Dari survei ini sebanyak 57% warga Jakarta belum siap bermigrasi ke TV digital. Jika cakupan ASO adalah Jabodetabek dan bukan hanya Jakarta, maka persentase warga yang belum siap berpindah ke TV digital diyakini akan semakin besar.

Syafril khawatir jika penghentian siaran analog di Jabodetabek tetap dilaksanakan pada 5 Oktober 2022, maka banyak masyarakat yang tidak bisa menonton televisi lantaran belum siap beralih ke digital.

"Kalau masyarakat tidak bisa menonton televisi karena kita matikan semua ASO itu besok, apa jadinya,” tuturnya 

ATVSI telah berdiskusi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate terkait permintaan penundaan pelaksanaan ASO di Jabodetabek pada 5 Oktober 2022.

Dari hasil diskusi ini diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ASO di Jabodetabek dimundurkan ke 2 November 2022.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo Usman Kansong mengemukakan ASO dan beralih ke siaran digital di Jabodetabek diundur menjadi 2 November 2022.

Posisi pemerintah dalam program ASO adalah memfasilitasi dan mendukung industri untuk menghadapi disrupsi digital. (ant/moc)