Tiket FIFA Matchday 2023 Ludes Dalam Hitungan Menit, Pengamat Sepak Bola Justru Khawatirkan Hal Ini

Gemapos.ID (Jakarta) Sejalan dengan pernyataan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, penjualan tiket pertandingan FIFA Matchday telah dibuka sejak kemarin.

Memasuki hari kedua penjualan tiket gala FIFA Matchday 2023, masyarakat pecinta sepakbola semakin antusias melakukan pembelian.

Pasalnya dalam presale yang digelar tanggal 5 Juni 2023 kemarin, tiket FIFA Matchday 2023 terjual habis hanya dalam belasan menit.

Besarnya antusiasme dan sulitnya para pecinta bola terhadap war tiket juga dialami oleh pengamat sepak bola Weshley Hutagalung.

Dalam gurauannya kepada media, Weshley mengaku bisa dengan mudah mendapatkan hikmah dari penjualan tiket tersebut.

Weshley menilai bahwa penjualan tiket yang habis dalam waktu hanya 12 menit merupakan bukti kecintaan masyarakat terhadap sepak bola.

“12 menit penjualan ludes, itu luar biasa, antusias dan gairah masyarakat untuk menikmati pertandingan bermutu,” jelas Weshley.

Kehadiran tim berkelas seperti Uruguay di tahun 2010, Belanda pada 2013 serta Kamerun di tahun 2015 merupakan salah satu sejarah penting sepak bola.

Mengingat pentingnya sejarah tersebut, maka tidak mengherankan jika pada tahun 2023 ini kegilaan masyarakat terhadap sepak bola meluap.

Terlebih lagi dalam gala FIFA Matchday 2023 yang akan berlangsung pada bulan ini mendatangkan Argentina sebagai Juara Dunia.

“Sekarang ini juara dunia peringkat 1 datang dan ada Lionel Messi sebagai magnet, gak bisa dipungkiri Messi adalah magnet sepakbola dunia saat ini,” jelasnya.

Meski ada peraturan yang mengharuskan pembelian tiket presale dilakukan dengan syarat tertentu, menurut Weshley tetap bukan sebuah masalah.

Terlebih karena dalam beberapa tahun sebelumnya dunia dipaksa untuk saling menjaga jarak dan kerumunan akibat pandemik.

Penjualan tiket yang hanya berjumlah 60 ribu tentu saja akan membuat sebagian besar masyarakat Indonesia urung menyaksikan pertandingan secara langsung.

Menyikapi hal tersebut, Weshley berharap agar penyelenggara tetap melakukan terobosan guna mengakomodir jiwa nasionalisme.

 

Terkait dengan banyaknya calo-calo yang sudah mulai menawarkan tiket melalui akun-akun di media sosial, Weshley menyampaikan pandangan.

Menurutnya langkah yang dilakukan para calo tidak lain merupakan upaya mencari kesempatan dalam kesempitan.

Makelar atau calo tiket sebuah event, menurut Weshley timbul karena masih adanya permintaan dari masyarakat.

Untuk bisa meredam perilaku tersebut, peran serta masyarakat tentu menjadi salah satu kunci penting meminimalisir peran makelar.

“Adanya calo itu karena kita masih memberi mereka peluang,”(da)