Merunut Sejarah Konflik Iran dan Israel, Sempat Mesra, Kini Saling Serang

Serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah. (foto: gemapos/humas dubes Iran-Indonesia)
Serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah. (foto: gemapos/humas dubes Iran-Indonesia)

Gemapos.ID (Jakarta) - Iran secara resmi melakukan serangan militer ke wilayah Israel, Sabtu (13/4/2024). Serangan tersebut berupa lebih dari 100 drone yang berhasil masuk ke teritori Israel.  Gempuran militer Iran merupakan balasan terhadap serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus pada 1 April 2024. Dalam serangan tersebut, tercatat tujuh petugas Garda Revolusi termasuk dua komandan senior dinyatakan tewas. 

Itu adalah pertama kalinya Iran melancarkan serangan ke Israel dari wilayah kedaulatan Iran walau ada pula puluhan rudal dan drone yang diluncurkan dari Irak, Suriah, dan Yaman.

Kejadian serangan tersebut praktis membuat ketegangan kedua negara semakin meningkat. Iran memang tak senang terhadap keberadaan Israel sejak 1979. Alasannya terkait ideologi. Elit Iran menganggap Israel sebagai penjajah karena telah terbukti menindas bangsa Palestina.

Iran dan Israel Sempat Mesra

Faktanya, sebelum bermusuhan, Iran dan Israel pernah menjalin hubungan kerja sama yang erat dalam berbagai bidang.

Sebelum tahun 1979 atau saat Republik Islam Iran belum berdiri, Iran-Israel merupakan sekutu mesra.

Ketika Israel diproklamirkan, banyak negara Arab yang mayoritas Muslim menentang pendiriannya. Salah satu cara untuk meredam tentangan tersebut adalah lewat kerjasama. Pada titik ini, Iran jadi salah satu negara yang menerima dengan tangan terbuka kerjasama Israel.

Di bawah kuasa, Mohammad Reza Pahlavi Iran akhirnya menyetujui proposal kerjasama diplomatik dengan Israel. Reza yang pro-Barat sedari awal telah melihat cerahnya masa depan Iran jika hubungan dengan Israel terjalin. Pasalnya, dia takut terhadap agresi Uni Soviet di Timur Tengah. Tidak menutup kemungkinan, sewaktu-waktu Iran terpengaruh oleh rezim komunis bawaan Soviet.

Jadi, sebagai upaya mencari bekingan, Iran menjalin hubungan dengan Israel pada 1953. Seperti dugaan Reza, hubungan bersama Israel membuat Iran menjadi 'cerah', khususnya dari segi ekonomi. 

Marta Furlan dalam studi berjudul "Israeli-Iranian Relations" (2022) menjelaskan, beberapa kali Iran mendapat proyek menguntungkan hasil kerjasama Israel dan AS. Proyek ini lantas membuat pendapatan negara meningkat pesat. Selain itu, kedua negara juga saling terlibat di sektor militer.

Pada 1960-an, misalnya, kedua negara menganggap Irak sebagai ancaman bersama. Bahkan, secara terbukti membantu gerakan Kurdi yang memberontak di Irak. Tak hanya itu, keduanya juga sempat mengerjakan persenjataan rudal bersama.

Semua itu dilakukan selama lebih kurang 20 tahun, atau saat berulangkali terjadi aksi penindasan Israel terhadap Palestina, negara yang sangat dibela oleh negara Muslim di seluruh dunia. 

Mulai Bersitegang

Namun, kemesraan itu sirna pada 1979. Revolusi Iran membuat Reza Pahlavi terguling dari kursi kekuasaan. Revolusi itu juga mengubah Iran menjadi Republik Islam Iran yang sangat garang terhadap Israel dan AS. 

Pada 1979, Shah digulingkan dalam sebuah revolusi. 

Sejak saat itu, Iran berubah menjadi Republik Islam Iran dan mengangjat Ayatollah Ruhollah Khomeini sebagai pemimpinnya. Perubahan pemimpin membuat Iran berubah memperjuangkan Islam dan melawan AS, Israel, dan sekutunya.

Teheran memutuskan semua hubungan dengan Israel. Warganya tidak bisa melakukan perjalanan dan penerbangan ke sana. Kedutaan Israel di Teheran diubah menjadi kedutaan Palestina. Iran diketahui membangun dan mendanai kelompok militer di Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman yang melawan Israel. 

Sifat dan tingkat dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok ini pun dirahasiakan. Namun, para pejabat Iran secara konsisten menegaskan dukungan mereka terhadap Palestina.

“Beberapa tahun yang lalu, warga Palestina berperang (melawan Israel) dengan batu. Namun saat ini, alih-alih menggunakan batu, mereka dilengkapi dengan rudal presisi. Ini menandakan pembangunan," ujar Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 2019 saat menerima pemimpin Hamas ke Iran.

Konflik Iran dan Israel saat ini Saat ini, ketegangan antara Iran dan Israel masih terus berlangsung. Israel didukung AS kerap melancarkan serangan karena teknologi nuklir yang dimiliki Iran.

Diberitakan NPR, serangkaian serangan sabotase dilakukan sejak awal 2000-an hingga 2020-an dengan bentuk virus komputer dan perusakan fasilitas nuklir Iran.  Iran bersikeras nuklir yang dimiliki untuk tujuan damai.

Namun, hal tersebut diragukan oleh pihak lawan. Sebaliknya, Iran telah lama mendukung kelompok bersenjata di wilayah Timur Tengah yang menargetkan Israel dan militer AS, seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Palestina, dan Houthi di Yaman. Iran juga mendukung rezim Presiden Bashar Assad di Suriah.

Tindakan ini diklaim Israel sebagai upaya penggunaan wilayah Suriah untuk mengirimkan senjata ke Hizbullah.

Serangan Hamas

Setelah serangan milisi Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang dibalas oleh Israel dengan serangan militer besar-besaran ke Gaza, para analis dan berbagai negara risau bahwa pertikaian tersebut dapat memicu reaksi berantai di wilayah tersebut serta konfrontasi terbuka antara Iran dan Israel.

Terbukti bentrokan antara pasukan Israel dan milisi yang diduga terkait dengan Hizbullah di perbatasan Lebanon telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Ada pula bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Ammar Ghali / GettyGempuran terhadap Konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan sejumlah perwira militer Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi, membuat Iran murka.

Namun, yang paling signifikan adalah gempuran terhadap Konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan sejumlah perwira militer Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.

Sebelum Minggu (14/4), baik Iran maupun Israel berhasil menghindari peningkatan permusuhan dan pertempuran skala besar. Hal itu berubah dengan peluncuran drone dan rudal oleh Teheran. 

Eskalasi konflik Timur Tengah hari menunggu respon Israel terhadap gempuran yang dilakukan Iran. Apakah konflik ini akan meluas dan lebih besar?(ns)